Kesenian debus
kerap kali tidak asing di telinga masyarakat. Keberadaan debus mengundang
tanda tanya kebanyakan orang yang menganggap debus berlatar belakang kegiatan
yang didasarkan magis atau syirik. Namun pada dasarnya debus jauh dari
perbuatan syirik. Kesenian debus ini semakin lama semakin menampakkan
kelangkaan nya di kalangan masyarakat. Jika masih daerah pedesaan, mungkin saja
masih sebagian kecil dari mereka mengenal kesenian debus namun untuk daerah
perkotaan kebanyakan hanya memandang debus sebagai hal yang tidak istimewa
terlebih lagi menganggap debus sebagai salah satu perbuatan syirik.
Dengan segenap semangat dan keahlian yang cukup, sekelompok
praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri ( IPDN ) yang berasal dari pendaftaran
provinsi banten angkatan 20 mencoba mengembangkan debus yang merupakan ciri
khas provinsi mereka. Hari demi hari mereka luangkan waktu untuk bisa berlatih
debus. Pada tanggal 23 April 2011, tepatnya pada acara Gelar Kreativitas Muda Praja,
praja banten pun mencoba menampilkan kreativitas mereka dalam bentuk debus .
penampilan ini tentunya telah mereka persiapkan jauh sebelum hari digelarnya
acara tersebut. Dengan diawali dengan iringan musik rampak gendang dari
provinsi jabar-banten, mereka melakukan penghormatan terlebih dahulu kepada
penonton sebagai suatu bentuk penghormatan. Kemudian ketika narasi dibacakan,
atraksi pun dimulai dengan diawali pemecahan lampu neon panjang kekepala
beberapa praja. Di sudut lain , praja yang lain membawa obor dengan
menampilkan atraksi semburan api sambil membakar apinya ke badan mereka.
Kemudian atraksi lainnya adalah memakan bara api kemudian segera menuju
kebelakang panggung untuk mempersiapkan untuk memasak emping. Memasak emping ini tidak
dilakukan dengan cara biasa, namun dimasak di atas kepala beberapa praja putri
dengan menggunakan tangan. Memasak pun dimulai emping digoreng dengan
menggunakan tangan. Waktu proses memasak berlangsung, terlihat lagi atraksi menyayat lidah dengan
menggunakan silet dan atraksi tersebut tidak membuat para pemain terluka.
Kemudian emping yang telah matang mereka sajikan untuk yang dituakan pada
saat itu yaitu bapak Benhard Edward Rondonuwu, S.Sos, M.Si selaku
Pembantu Rektor 3 pada saat itu. Atraksi selesai dengan
penutupan dan salam. Seruan tepuk tangan menyambut selesainya atraksi tersebut
berikut rasa bangga bapak rektor yang langsung memberikan selamat kepada para
pemain debus dan menyalami mereka satu persatu. Ini merupakan salah satu bentuk
usaha untuk melestarikan kesenian debus yang sudah langka saat ini. Semoga
kesenian debus akan terus lestari seiring waktu berjalan dengan inovasi-inovasi
terbaru lainnya.